NILAI BARANG
Sejak zaman
dahulu kala manusia sebelum muncul pengertian harga barang, manusia mengenal
pengertian nilai barang. Nenek moyang dizaman purbakala mempertahankan
kelangsungan hidup mereka dengan berburu dan mengumpulkan umbi-umbian serta
buah-buahan.Hasilnya ada yang langsung dikonsumsi atau dimakan.Ada sebagian
pula mempertukarkan secara langsung(barter). Sejak itu, sudah ada pengertian
bahwa segala sesuatu yang ada gunanya atau ada nilainya. Makanya itu semua
benda atau barang yang mempunyai kegunaan pasti mempunyai nilai pakai(nilai guna) dan nilai
tukar.
1.
Nilai
pakai.
Nilai pakai adalah kemampuan suatu barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan manusia pada umumnya dilihat dari sudut barang atau jasa itu sendiri
(dari sudut obyektif). Kemampuan seperti ini dinamakan nilai pakai obyrktif.
Makanan, minuman, pakaian,tempat tinggal mempunyai nilai pakai obyektif yang
tinggi bagi manusia. Jika dilihat dari sudut orang-orang yang memakainya (dari
dudut subyektif) barang atau jasa memenuhi kebutuhan itu mempunyai nilai pakai
subyektif. Misalnya cangkul bagi petani mempunyai nilai subyektif yang jauh
lebih tinggi dibandingkan bagi seseorang yang bekerja dikantor. Dengan dasar
ini sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat penilaian secara subyektif sebuah
nilai suatu benda sangat bervariasi. Tergantung dari posisi orang yang akan
memakainya.
2.
Nilai
tukar
Nilai tukar ialah, kemampuan suatu barangatau jasa. Jika ditukar dengan
barang atau jasa lain disebut nilai tukar obyektif. Misalnya, jasa buruh tani
yang menuai padi ditukar dengan imbalan berupa bagian dari pada imbalan dari
bagian yang dituainya. Artinya jasa memotong padi itu mempunyainilai tukar
obyektif.
Sekalipun nilai tukar yang pantas menurut masing-masing pemilik barang atau
jasa berbeda-beda sesuai dengan keinginannya serta penilaiannya terhadap yang
mereka lakukan atau kerjaka. Misalnya untuk memperbaiki sebuah motor yang
sedang mogok ditengah jalan, mungkin ada yang meminta upah atau imbalan
Rp.10.000,- da nada juga yang meminta jeripayah Rp.15.000,- Nilai tukar ini
dinamakan nilai tukar subyaktif, dengan demikian maka wajarlah kalau dikatakan
bahwa nilai tukar barang atau jasa tergantung pada penilaian masing-masing
individu yang bersifat relatif. Oleh karena relatifnya penilaian masing-masing
indifidu maka terkadang setiap pekerjaan
yang sama terkadangsarkan nilai tukarnya juga bervariasi.
Berdasarkan uraian tersebut maka suatu barang didalam ekonomi mengandung
tiga komponen nilai sebagai berikut; (1) tingkat kegunaan suatu barang bagi
pemilik atau pemakainya,(2) kelangkaan suatu barang sehingga diperlukan
pengorbanan untuk memperolehnya,(3) kemampuan bahwa nilai suatu barang itu
tetap, atau bahkan lebih tinggi setelah terjadi perubahan pemilikan. Seperti batu
permata dari kampong bacang diternate kepulauan Maluku-setelah Presiden Obama memakai maka secara bersamaan juga harga
batu permata bacang itu meningkat.